Menulis Lagi

“Hmmmm menulis lalu dipublikasikan, bisakah aku?” batinku mulai bergemuruh. Aku seorang pendidik di Madrasah dan sudah berumah tangga, mana mungkin aku punya waktu luang untuk menulis. Dari pagi sudah sibuk mengurus rumah, pulang dari Madrasah masih harus mengurus anak, belum lagi kalau ada jadwal memberikan kursus, malam harinya pun  tinggallah sisa-sisa energiku yang tak mungkin aku gunakan untuk  menulis. “Lalu kapan aku punya waktu untuk menulis?” tanya dalam batinku. Tetapi, jika melihat teman sesama profesiku (sebut saja Bu Eni) dengan kesibukan yang lebih besar dari aku saja mampu membuat tulisan dan mempublikasikannya  di  Blog,  aku jadi ngiri juga. Dari situlah semangatku tumbuh, bahwa akupun bisa melakukan seperti apa yang dilakukan Bu Eni.

Akhirnya, aku putuskan untuk membuat Blog dan belajar nulis lagi. Desas-desus dalam pikiran yang membuat aku berfikir bahwa aku tidak punya waktu luang untuk menulis itu hanyalah mental block yang menghambatku. Aku harus mengalahkannya jika aku ingin maju dan memperbaiki kualitas diri.  Setiap keinginan kalau tidak dibarengi dengan  action, pasti hanya akan jadi angan-angan saja. Untuk itu aku harus melakukannya, iya aku harus menulis lagi.

Sejak SMP, aku memang sudah terbiasa menulis buku harian (Diary), puisi dan corat-coret luapan isi hati di halaman belakang buku catatan sekolah. Berangkat dari hobi nulis buku harian dan bermodalkan kemauan untuk terus belajar, semoga aku bisa istiqomah menulis dengan harapan apa yang aku tulis nanti bermanfaat untuk orang lain.
Kalau dulu aku menulis dan tak pernah mempublikasikannya karena malu dan kurangnya rasa percaya diri, tapi inilah yang menjadi tantanganku. Aku harus menghapus rasa maluku dan meningkatkan rasa percaya diriku. Untuk itu, aku bukan hanya harus menulis tetapi aku harus mempublikasikannya.

Bismillah semangat menulis!

You Might Also Like

0 komentar