Meneladani kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz


Umar bin Abdul Aziz adalah salah satu khalifah terkenal dan populer pada masa Dinasti Umayyah. Ayahnya Abdul Aziz bin Marwan menikah dengan keturunan Umar bin Khatab yaitu Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Khatab. Sistem pengangkatan khalifah pada masa Dinasti Umayyah dilakukan dengan cara monarchi  yaitu sistem pengangkatan khalifah berdasarkan keturunan. Namun berbeda dengan Umar bin Abdul Aziz, beliau diangkat menjadi khalifah pada tahun 99 H berdasarkan wasiat dari khalifah sebelumnya yaitu khalifah Sulaiman bin Abdul Malik.

www.nahimunkar.org

Jabatan khalifah adalah musibah

Melihat fakta kebanyakan seorang pemimpin akan bersyukur dan senang jika terpilih menjadi seorang pemimpin. Namun beda dengan Umar bin Abdul Aziz. Ketika surat wasiat khalifah Sulaiman bin Abdul Malik dibacakan dan nama Umar bin Abdul Aziz disebut-sebut sebagai pengganti khalifah. Seketika Umar bin Abdul Aziz terkejut dan mulutnya berulang kali menyebut istirja’ karena jabatan khalifah baginya adalah suatu musibah dan ujian yang harus dipertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak.

Melakukan perubahan besar

Hari pertama menjadi khalifah aturan istana dirubah, penjagaan diperlonggar agar tidak ada batas antara dirinya dengan rakyat. Ia tidak membutuhkan pengawal khalifah, seluruh pengawal ditugaskan  untuk menjaga rakyat di jalanan dan pusat aktifitas rakyat seperti pasar. Ia hanya membutuhkan satu pengawal istana untuk menjaga pintu istana jika ada rakyat yang tertindas dan ingin bertemu khalifah. Kemudian kemewahan istana dipangkas bahkan kursi kekhalifahan di serahkan ke kas negara karena membatasi dirinya dengan rakyat.

Mengubah dirinya sendiri sebelum rakyat

Hal yang pertama dilakukan Umar bin Abdul Aziz sebelum mengubah rakyat adalah mengubah dirinya sendiri. Seluruh harta dari jatah negara dan haknya sebagai khalifah dikembalikan ke kas negara. 2 tahun lebih dengan keadilan dan ketakutan kepada Allah, Umar bin Abdul Aziz mampu memakmurkan seluruh masyarakat yang terbentang dari Asia hingga Eropa. Ia selalu mengontrol sendiri jalan kas negara agar kas negara sampai kepada seluruh masyarakat yang membutuhkan. Bahkan ia rela meninggalkan istana dan memilih tinggal di sebuah rumah yang hanya ada satu ruang kamar. Ia juga hanya mengenakan baju sederhana berbahan kasar seperti layaknya pakaian yang digunakan oleh rakyatnya yang miskin.

Pemimpin yang adil

Setiap pemimipin akan selalu dimintai pertanggung jawaban atas kepemimpinannya. Umar bin Abdul Aziz adalah seorang pemimpin yang sangat takut kepada Allah. Siang harinya ia habiskan untuk memikirkan rakyat dan malam harinya ia habiskan untuk beribadah kepada Allah. Ia lebih sering menahan lapar dan susah tidur karena sepanjang harinya ia takut seandainya rakyatnya ada yang tidak makan dan tidak tidur ditempat yang layak lantaran dirinya. Ia penuhi hak para rakyat sehingga mereka hidup dengan layak. Ia bebaskan orang-orang yang terdhzolimi sehingga tidak ada lagi rakyat yang hidup teraniaya. Sungguh pemimpin yang adil hingga kas negara menumpuk di gudang lantaran tak ada lagi rakyat yang berhak mendapatkan bantuan dari kas negara.

You Might Also Like

0 komentar