Hm, belajar nulis dengan setip, bukannya nulis itu harus dengan pensil atau
bolpoint. Eh, maksudnya ikut event nulis yang diadakan oleh Estrillok Community.
SETIP itu singkatan dari seminggu tiga posting. Estrilook.com adalah sebuah web
yang didirikan oleh Ning Muyass, temanku waktu di pesantren dulu. Dari awal
berdirinya, aku sudah bergabung dengan Estrilook Community, komunitas yang
mewadahi para penulis khususnya aku yang masih belajar untuk terus menulis.
Senang banget bergabung di sana, selain ilmu yang aku dapatkan aku juga sering
mendapat suntikan motivasi untuk terus menulis.
Zaman aku kenal blog tahun 2011 silam belum ada komunitas yang kutemukan
untuk orang-orang yang suka nulis seperti sekarang. Dulu kalau suka nulis harus
benar-benar punya motivasi yang kuat. Aku yang sebenarnya dari awal kenal bu Founder
Estrilook.com di pesantren sudah sering kali diajak nemenin nyalurin hobi
nulisnya. Aku juga pernah satu kelas bersama bu Founder di kelas
jurnalistik hingga menemani dia ke kantor pesantren meminjam kompunter hanya
untuk mengetik tulisannya. Padahal dulu belum paham sekali cara nulis di word
dan cara menyimpannya, yang penting dia nulis aja tuh di komputer kantor.
Semangat dan kegigihannya itulah yang sekarang bikin aku iri dan memutuskan
untuk serius di dunia literasi.
Aku juga yang waktu itu menyaksikan betapa antusiasnya ning muyass saat pesantren
kami kedatangan sastrawan Almarhumah Ratna Indraswari Ibrahim bersama guru kami
jurnalistik yang juga seorang wartawan bapak Heru Edi Purwanto dan bapak
solihin, terlihat sekali dia yang banyak nanya tentang dunia tulis menulis
kepada beliau. Hingga akhirnya, aku pula yang nemenin ning muyass main ke rumah
Almarhumah Ratna Indraswari Ibrahim saat liburan pesantren. Kami yang
sebenarnya sama-sama belum terbiasa dengan keramaian kota memberanikan diri
hanya demi sampai ke rumah beliau. Hingga akhirnya pertemuan ning muyass dengan
almh. Ratna dan asistennya mas Ragil waktu itu menjadikannya seorang penulis.
Waktu itu bukannya aku tidak suka membaca dan menulis.
Teramat suka malahan, paling suka banget baca majalah horison di perpustakaan. Sejak
MTS aku sudah memutuskan untuk fokus di bahasa karena suka dengan pelajaran
bahasa Indonesia, Arab dan Inggris. Akhirnya di SMA pun aku mengambil jurusan
Bahasa dan hingga kuliah pun aku mengambil jurusan Sastra Arab.
Saat kuliah di Sastra Arab aku sering bertemu penulis
seperti Kang Abik dan para sastrawan secara langsung di Fakultas. Aku juga
sempat masuk seleksi menjadi reporter fakultas untuk mengisi web yang ada di
fakultas. Namun sayangnya aku melewatkan kesempatan itu karena kurang percaya
diri. Sehingga pada akhirnya aku tak pernah berani menulis. Terkadang hati ini
juga menyesali karena tidak dari dulu aku mencoba untuk berlatih menulis dan
terus menulis. Rasa tidak percaya diri selalu menghentikanku sehingga aku
merasa waktu yang sudah terlewati telah kusia-siakan dengan hal yang kurang
bermanfaat.
Untuk itu, sekarang aku bersyukur banget bisa nyambung lagi dengan ning
muyass setelah beberapa tahun hilang kontak dengannya. Dan beruntungnya lagi aku
bisa bergabung dengan komunitas yang ia dirikan. Banyak sekali ilmu yang aku
dapatkan di sana. Banyak sekali challenge yang diadakan agar semua
anggotanya terus menulis. Setelah beberapa kali ikut challenge yang
diadakan Estrillok Community. Alhamdulillah challenge ODOP di bulan januari
kemarin adalah challenge pertama yang mampu aku lewati.
Seharusnya memang tak boleh begitu saja puas dengan apa yang didapat. Untuk
itu, aku putuskan mengikuti SETIP untuk terus menulis. Sekali lagi sebenarnya
aku belum punya keberanian dan kepedean yang cukup tinggi. Namun membiarkan
rasa itu terus bersemayam di dalam hati, aku tak akan pernah menulis. Aku tak
akan menyia-nyaiakan kesempatan ini lagi, just do it, menulis dan terus
menulis. Semoga keinginan menjadi seorang penerjemah dan penulis bukan lagi
menjadi khayalan yang mengusik. Butuh pengorbanan, usaha dan kerja keras untuk
mencapainya. Mustahil ingin jadi penulis tapi tak pernah menulis. Memang selalu
saja ada kelemahan yang ingin menyurutkan langkah, namun membiarkan diri tidak
berusaha sama halnya dengan membunuh impian sendiri.
2 komentar
Wah keren deh bisa ODOP saluut mbak sama pean. Semangaat... Segera di TLDkan deh blognya
BalasHapusnanti bu, lw dah bagus nulisnya hehehe. ini masih belajar konsisten
BalasHapus