Jangan Menunggu Nanti!




Aku sengaja membuat tulisan ini sebagai pengingat diri yang sering lalai. Jangan menunggu nanti, sebuah pesan yang ingin kukirimkan kepada alam bawah sadarku agar terpatri di sana bahwa untuk melakukan kebaikan tak perlu menunggu nanti, agar tak ada lagi banyaknya kelapangan dan kesempatan yang kuabaikan dengan mengatakan “NANTI”. 

Aku seperti paling hebat sendiri dengan memiliki waktu 24 jam dan bisa kuatur semau sendiri.  Aku yang sering merasa paling hebat dengan merasa hidup ini masih panjang dan esok masih ada waktu. Nyatanya itu semua salah besar, sekalipun aku telah mengatur secara detail waktu yang ada selalu tidak pernah berjalan secara tepat, bahkan uang yang baru saja berada ditanganku bukan sepenuhnya milikku. Aku sendiri yang sudah berulang kali mencoba menepati waktu yang sudah kuatur sedemikian rupa nyatanya selalu berjalan tidak tepat. Lebih-lebih aku masih sering mengabaikan waktu lapang yang datang menghampiri. Aku selalu mengatakan masih ada nanti, nanti pasti bisa kuselesaikan, nanti pasti ada waktu. Selalu ada kata suatu saat nanti tanpa ada aksi yang pasti. Lantas kenapa harus menunggu nanti kalau detik ini sedang berkesempatan.

Jangan kau katakan nanti jika Allah sudah memberimu kelapangan dan kesempatan, jangan katakan nanti karena merasa esok ada waktu yang lebih lapang. Lakukanlah sekarang, jangan tunggu esok hingga engkau menyesalinya. Kesempatan hari ini, waktu lapang hari ini tak mungkin berulang lagi di hari esok, semakin kau menundanya semakin kau sulit melakukannya dan akan menjadi beban yang amat berat.

Hidup hanya sekali, lantas buat apa lagi kalau bukan untuk berbuat baik. Selalu ada resiko dibalik perbuatan tidak baik yang bisa membuatmu terkadang tak mampu menerimanya. Untuk itu teruslah berbuat baik, jangan kau tunggu nanti untuk melakukan sebuah kebaikan jangan kau tunggu menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah datang.

Alhamdulillah, aku bersyukur Allah masih berkenan mengingatkan hati ini dengan kesunyian dan kehampaan yang teramat menyesak saat hari yang kulalui tidak kulakukan dengan baik dan banyaknya waktu yang kusia-siakan begitu saja. Aku lupa bahwa aku bukanlah siapa-siapa dan tak punya apa-apa. Begitu sombongnya diri ini dengan mengatakan nanti, seakan waktu esok adalah menjadi milikku. Astagfirullah, diri ini sudah terlalu lama melupakan sang Penguasa Sejati, Pemilik tubuh ini yang selalu melimpahkan Rohman Rohim-Nya meski ribuan kali telah kusakiti dengan banyaknya pengabaian.

Aku jadi malu sendiri ketika mengingat bahwa aku pernah menangis saat bayi kecilku lebih nyaman berada digendongan neneknya ketimbang aku ibunya sendiri. Cemburu luar biasa saat itu kepada ibu mertua lantaran bayiku lebih nyaman dalam gendongannya. Lalu bagaimana dengan Tuhanku, Allah pemilik jiwa dan raga ini yang tetap menyayangiku, tetap membiarkanku menghirup sejuknya udara di pagi hari, membiarkanku menikmati hangatnya sang mentari, merasakan segarnya sumber air, serta merasakan nikmatnya beraneka ragam makanan meski aku telah melakukan banyak pengabaian. Allah bisa saja dengan mudah memreteli organ tubuhku satu persatu sama seperti halnya pembuat robot yang berhak memreteli robot buatannya saat robot tak patuh dan semaunya sendiri kepada pembuatnya. 

Wahai raga yang esok bisa melemah dan terbaring sakit, tak perlu kau tunggu nanti untuk melakukan sebuah kebaikan. Bukankah sekarang telah terbentang  kesempatan dengan kuatnya tubuhmu menopang beratnya kerja keras dan sehatnya tubuhmu untuk tetap terjaga saat sepertiga malam. Sebuah kata NANTI yang kau anggap bisa kembali datang menjemputmu hanyalah sebuah bualan dan angan kosong yang akan menambah beratnya sebuah penyesalan.

#pentingtulisdulu
#SETIP
#EstrilookCommunity
#Day3

You Might Also Like

0 komentar