[Cerbung] Cinta Raina

pexels.com

Kaki terasa amat berat melangkah, mataku pun terlihat lebih besar dari biasannya akibat menangis semalaman. Pagi terlihat cerah dengan cahaya matahari terpancar indah membawa hawa segar dan kehangatan yang tidak lagi menarik bagiku. Sungguh pagi yang mampu membuat orang-orang sekitar bersemangat seolah lupa kepada diriku. Ah, kalau aku tidak ingat orang tua, malas sekali aku berangkat ke kampus untuk memenuhi jadwal bimbingan skripsi. Semakin berat saja kaki ini melangkah serasa puluhan ton batu bersarang di kakiku.

Tiba-tiba bayangan Reno menggangu pikiranku, cowok yang sudah 5 tahun ini berlabuh dihatiku. Mengingatnya hanya membuat hati semakin hancur. Aku cemburu dengan cewek itu. Cewek yang mampu meruntuhkan indahnya bangunan asamaraku bersama Reno. Harapan dan impian pun sirna beserta dengan hancurnya hatiku. Sekali lagi, kalau tidak ingat orang tua telah bekerja keras demi masa depanku, aku tak akan mau menemui dosen pembimbing skripsiku hari ini. Ingin sekali berlama-lama dan berdiam diri di kamar kost saja.

***

“ kamu kenapa na? Wajahmu yang cantik terlihat kusut tuh.” Tegur Artika, sahabatku.
“Eh tika ngagetin dech,” jawabku dengan malas.
“ kamu ngapain sendirian di taman, nggak biasanya bengong sendirian di sini. Biasanya kamu nempel terus sama Reno.” Artika memang belum tahu kalau semalam aku melihat Reno dekat dengan cewek lain. Dan hari ini aku ingin menceritakan semuanya kepada Artika.
“Kenapa na? Kok wajah kamu makin terlihat mendung.”
“Kamu ada masalah sama Reno ya?”
Dengan mencoba membesarkan hati dan menahan manik air mata yang hampir jatuh, aku mulai menceritakan semua tentang hubunganku yang hancur dengan Reno. Bukannya bersimpati, Artika malah menertawakanku.
“ Raina sayang itu artinya kamu kelewatan cintanya sama Reno, sebegitu berartikah Reno buat kamu?”
Melihat Artika tertawa lepas aku urung menangis. Artika memang beda, dia cewek paling tegar dan kuat yang pernah aku kenal setelah ibuku. Meski pernah gagal menikah karena calon suaminya memutuskan untuk tidak jadi menikah dengannya. Ia tetap aja senyum-senyum kayak nggak ada beban.
“ Nggak asyik banget curhat sama kamu, Tik. Paling nggak peluk nih sahabatmu, aku yang lagi patah hati malah kamu tertawaiin”.
“ Kamu lucu na, kita berhak memiliki apa di dunia ini? Reno memilih cewek lain dibanding kamu artinya Allah sedang menguji seberapa besar cintamu kepada Allah. Mestinya kamu bersyukur, Na. Allah masih sayang kamu dengan mengingatkanmu untuk tidak melanjutkan hubungan dengan Reno. Mungkin juga Allah marah sama kamu karena kamu lebih mementingkan Reno di bandingkan Allah.” Jelas Tika kepadaku.
“Tapi Tika, bukankah dengan menjaga cintaku kepada Reno merupakan bentuk usaha dari keinginanku agar Reno menjadi jodohku kelak? bukankah manusia itu harus selalu berusaha dan inilah bentuk usahaku mencapai keinginanku.”
“Manusia boleh berusaha tapi tetap Allah yang menentukkan hidup kita, percayalah dibalik usahamu tidak ada hal yang sia-sia meski usahamu gagal dan tidak sesuai harapan.”
“ Lalu buat apa juga Allah menakdirkanku bertemu Reno hingga aku menjalin hubungan 5 tahun lamanya kalau pada akhirnya memisahkanku dengan Reno. Bukankah dengan tidak mengenal Reno, aku tidak akan mungkin merasakan sakit seperti ini.” Ungkap kegalauanku kepada Tika berharap mendapat penjelasan yang membuat hatiku tenang.
“Nanti ku jelaskan ya, sekarang kita persiapan sholat di Masjid Kampus, sebentar lagi waktu sholat Dzuhur tiba.”

Suara ayat-ayat al-Qur’an yang merdu mulai terdengar dari towak Masjid Kampus. Tanda sebnatar lagi Adzan Dzuhur segera di kumandangkan. Aku bersama tika berjalan menuju suara merdu tersebut, sejenak beristirahat dari penatnya dunia dan mengadu segala pengharapan kepada sang Ilahi. Banyak hal yang tidak kupahami tentang hidup ini, bahkan setelah menghabiskan waktu belajar di sekolah, aku belum paham juga dengan hakikat hidup sebenarnya, banyak pertanyaan yang datang mengganggu pikirran. Sungguh beruntungnya aku bertemu dengan Tika, sahabat yang selalu mampu memberiku nasehat kebaikan namun tak pernah memaksaku untuk selalu mengikuti pendapatnya.

You Might Also Like

0 komentar