Belajar dari Emak, Sosok Wanita Tangguh

pexels.com

Belajar tidaklah selalu terbatasi oleh ruang kelas dan waktu. Kita selalu bisa belajar dari mana saja dan kapan saja termasuk belajar dari orang terdekat. Belajar dari pengalaman orang lain membuatku selalu sadar bahwa aku masih jauh dari sempurna. Aku telah banyak melakukan kesalahan dengan mengabaikan banyaknya kesempatan untuk berproses. Namun terus berkecil hati dan tidak pernah memulai akan lebih salah besar lagi.

Kali ini, aku pengen banget cerita tentang Emak, ibu dari suamiku, sosok wanita tangguh yang dekat denganku. Emak yang mengajari aku banyak hal, termasuk hal-hal yang pernah kuabaikan dalam hidupku. Beruntung sekali bisa tinggal bersama beliau. Sebelum menikah, Mas sudah mewanti-wanti agar aku mau tinggal bersamanya dengan Emak pasca menikah. Padahal saat remaja aku punya impian punya rumah sendiri dan mandiri. Aku tak pernah menginginkan tinggal bersama mertua, terlebih aku sering mendengar cerita tentang ibu mertua yang tidak cocok dengan anak mantunya. Meski sebenarnya aku juga tahu tidak semua ibu mertua seperti itu.

Aku terjebak dengan pikiranku sendiri dan berdosa telah berburuk sangka pada Emak. Kenyataannya Emak adlah ibu mertua yang sangat baik dan begitu telaten mengajariku menjadi istri yang baik dari soal memasak hingga mengurus anak. Dari beliaulah aku belajar sosok wanita tangguh, pekerja keras, semangat dan pantang menyerah hingga di usianya yang lebih 70 tahun. Emak mempunyai 5 anak dan suamiku adalah anak bungsu.

Aku tahu tidak mudah menjalani kehidupan Emak yang harus menghidupi ke-5 anaknya seorang diri setelah ditinggal Bapak Mertua. Bapak mertua meninggal dunia saat usia suamiku masih 2 tahun. Kepergian bapak mertua yang secara mendadak tentu membawa luka tersendiri bagi keluarga terutama Emak. Bapak Mertua meninggal tidak dalam keadaan sakit, hanya merasa lelah sepulang kerja dan saat istirahat di kamar beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Kelurga tak pernah menyangka Bapak Mertua pergi secepat itu.

Sungguh aku tidak bisa membayangkan posisi Emak waktu itu. Ditinggal suami secara mendadak dan harus merawat ke-5 anaknya yang masih kecil. Meski Emak sudah terbiasa kerja keras sejak kecil, kepergian suami tetap menjadi hal yang paling sulit dalam hidupnya. Namun apapun itu, hidup akan terus berjalan dan bangkit demi ke-5 anaknya. Emak pun bekerja tanpa lelah dari menjual tempe keliling hingga menjadi buruh tani. Emak hanya bisa menjadi buruh tani karena tidak punya ladang sendiri. Bahkan di usia nya yang sudah tua, beliau tetap bekerja dan tak ingin berpangku tangan kepada anak-anaknya.

Semangat dan ketangguhan Emaklah yang sering membuatku malu, malu kepada diri sendiri yang masih banyak mengeluh menghadapi hidup ini. Emak engkaulah inspirasi hidupku, wanita yang selalu sabar meski banyaknya penderitaan mendera, wanita tangguh yang pernah kukenal. Wanita yang ikhlas tanpa batas menjalani hidup meski didera kerasnya hidup sejak kecil. Tubuhnya mungkin terlihat tua, namun semangatnya tak pernah ikut menua. Bahkan selama tinggal bersamanya, aku tak pernah mendengar ia berkeluh kesah. Semuanya ia jalani dengan penuh kesabaran. Do'a untukkmu Emak, semoga Allah mengganti semua ketulusan, kesabaran dan keikhlasanmu dalam menjalani hidup ini dengan kebahagian dunia dan akhirat.Teruslah menginsipirasi kami, anak-anakmu dan jangan lelah menasehati kami.

You Might Also Like

0 komentar