Hal Gila yang Pernah Aku Lakukan di Pesantren


Pondok pesantren adalah tempat menimba ilmu yang jauh dari rumah. Di pesantren aku dituntut untuk melakukan segala hal secara mandiri. Kalau dirumah kebutuhan selalu dibantu oleh ibu, jangan harap di pesantren bisa seperti itu. Tidak seperti di rumah, di pesantren aku pun tidak bisa menikmati fasilitas seperti yang ada di rumah. Tidak bisa menonton TV setiap waktu, tidak bisa mendengarkan musik dan tidak bisa main keluar pondok. Selain itu uang saku yang hanya di jatah 2 minggu sekali oleh bapak, sering membuatku berpikir bagaimana caranya mengatur uang itu agar masih tersisa hingga ibu dan bapak datang menjegukku ke pesantren. Tak jarang aku pun harus hidup berhemat agar semua kebutuhanku bisa tercukupi. Makan sehari-hari di pesantren pun tak sama dengan di rumah. Harapan selalu makan  dengan lauk mewah pun jarang-jarang. Itu aja nunggu kiriman dari orang tua datang.  Begitulah pendidikan di pesantren selain mengajarkan kemandiriaan juga mengajarkan kesederhanaan.

Sebenarnya nggak kepikiran mau nulis tentang ini kalau nggak ditantang sama ning muyas, founder Estrilook Community, temen sekamar  waktu di pesantren yang selalu ngrusuhin belakang lemari dengan tempelan kertas berisi coretan-coretannya, namun dari situlah akhirnya dia pun jadi penulis besar yang darinya aku banyak belajar. Lalu apa saja hal gila yang pernah aku lakukan saat jadi santri di pesantren:

1. Makan Beralaskan Kantong Plastik
Saat berangkat nyantri aku membawa peralatan makanku sendiri. Namun seiring berjalannya waktu, peralatan makanku hilang entah dipinjam dan tidak dikembalikan. Akhirnya kantong pastik pun bisa digunakan tempat untuk makan. Selain praktis, kita tak perlu susah-susah untuk mencuci, habis makan tinggal buang. Bahkan makan bakso pun kita juga dengan plastik, bakso di bungkus ke dalam plastik kemudian setelah panasnya berkurang, gigit ujung plastik untuk makan baksonya.

2. Roti Panggang ala Pesantren
Hal gila yang pernah aku lakuin di pesantren adalah membuat roti panggang ala pesantren. Tidak adanya dapur tidak menyurutkan santri untuk berkreativitas demi makan enak. Akhirnya sertika pun di sulap jadi alat panggang roti. Roti dibungkus dengan kertas putih, bukan kertas koran ya, kalau koran nanti tintannya pada nempel ke roti, kemudian roti disetrika hingga kering menyerupai roti panggang. Sumpah, beneran rasanya enak banget. Untungnya di pesantrenku masih diizinkan membawa setrika sehingga bisa menikmati roti panggang ala pesantren.

3. Mie Instan Super Praktis dan Cepat
Ini juga salah satu hasil kreativitas para santri. Karena tak ada dapur kami punya cara sendiri buat bikin mie instan. Buka bungkus mie goreng, keluarkan bumbunya, remes mienya kemudian tuang air mentah bukan air hangat ya Dears. Kemudian plastik mie instan di karetin ujungnya dan diamkan hingga mie matang. Setelah mie matang buang airnya dan tuang semua bumbunya ke dalam plastik. Aduk mie beserta bumbu dan mie pun bisa segera dinikmatin. Praktis dan cepat banget kan mie instan buatan para santri.

4.  Kasur Kucing
Aduh hewan satu ini selalu ada dimana-mana, dirumah ada eh di pesantren pun juga ada, ikut nyantri kali ya! Ceritanya dulu saat di pesantren aku seneng banget tidur di luar kamar, maklum kamarnya sempit , jadi aku ngalah tidur di luar, sebelum tidur aku pun sudah menyiapkan kasur berikut dengan bantalnya. Namun waktu itu, aku tidak langsung tidur namun asyik ngobrol ngalor ngidul beserta teman-temanku. Saat mata sudah terlalu ngantuk, aku langsung berangkat tidur diatas kasurku. Rasanya nyaman sekali, tapi tiba-tiba bau pesing mulai tercium. Tubuh yang sebenarnya sudah siap berangkat ke alam mimpi pun memaksaku untuk bangun, benar saja ada pipis kucing di kasurku. Alhasil, tubuhku penuh dengan pipis kucing yang super pesing. Terpaksa deh malam-malam mandi dan cuci kasur. Kucingnya ini yang karang ajar, udah nyantri nggak tahu apa kalau kencing sembarangan itu dilarang.

5. Krupuk dan Kecap
Bagiku krupuk dan kecap adah makanan mewah saat di pesantren. Demi menghemat uang agar aku bisa menabungnya. Aku rela berbulan-bulan makan dengan lauk krupuk dan kecap. Pesantrenku hanya memberikan jatah makan berupa nasi saja, lauknya bisa kita beli sendiri di kantin. Kantin menyediakan bermacam-macam lauk dan tentunya harganya beragam. Jatah uang saku dari orangtua yang tidak terlalu banyak membuatku harus berhemat agar aku tetap bisa menabung. Akhirnya krupuk dan kecaplah yang menjadi lauk mewahku saat ada di pesantren.

6. Tape in My Bag
Kalau bukan karena temenku, males banget nglakuin itu. Ceritanya lagi libur ta’lim nich. Jadi ada waktu panjang buat istirahat sama teman-teman. Karena merasa bosan, ada ide gila dari teman-teman buat ambil tape yang ada di Musholla. Tidak ada yang bakalan nyariin tape itu kalau dikembalikan saat waktu sholat sudah tiba. Akhirnya demi mendapat hiburan gratis, aku bersama temanku berangkat ke Musholla. Tidak ada orang disana kecuali waktu sholat, dengan tas punggungku yang cukup besar akhirnya kumasukkan tape itu ke dalam tasku. Setelah itu kita nyalakan radio di kelas STIKK (Sekolah Tinggi Ilmu Kitab Kuning, tingkatan belajar yang sudah lulus dari Madrasah Diniyah) karena disitu tak akan ada yang masuk kecuali kami anak STIKK sendiri. Jadi lumayanlah dapat hiburan gratis full musik. Ini dia hal gila yang pernah aku lakukan di pesantren.

7. Jatuh dari Kursi saat Ta’lim
Ini hal gila sekaligus memalukan. Hari masih pagi betul, aku bersama teman-teman berangkat ta’lim. Karena kita sudah tingkat STIKK, kelas dan tempat ngajinya pun beda. Kelas kami di lengkapi dengan rak kitab yang berisi kitab-kitab santri STIIK, selain itu duduknya pun di kursi dengan meja yang menyatu, dan beralasan karpet. Beda saat masih diniyah, kelasnya lesehan dan tanpa karpet, jadi saat ta’lim pun kita harus bawa alas sendiri. Aku memang selalu memilih tempat di depan ustadz, berharap akan mendapatkan pemahaman lebih jelas saat duduk di depan ustadz. Entah ada angin apa pagi itu yang membuat mataku terasa berat dan ngantuk, tanpa di sadari gubrak, kursiku terbalik karena kehilangan keseimbangan menahan tubuhku yang tertunduk karena ngantuk. Seketika kelas menjadi ramai menertawkanku. Ustadz didepanku pun ikut menasehatiku untuk tidak mengantuk saat ta’lim.

Jika terus mengingat kejadian-kejadian saat di pesantren, rasanya pengen lagi kembali ke masa-masa itu. Banyak hal yang aku dapatkan saat di pesantren termasuk hal-hal gila yang tentunya sekarang menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Semoga tulisan ini cukup mengobati hati yang sedang rindu dengan kehidupan pesantren dan tentunya rindu kalian teman-temanku, kapan kita bisa kumpul lagi?
#Semangatbelajarmenulis
#yangpentingtulisdulu


Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community
#Day12


You Might Also Like

2 komentar

  1. Hahaha
    Ini nomer 6 dan 7 yg paling aq inget, wkwk

    BalasHapus
  2. Ya Allah antara kudu ngguyu sama kudu nangis...aq pun baru inget suka nulis di belakang lemari.. Masya Allah.. Mbak Isa juga harus punya buku solo Nanti.. Aamiin. .

    BalasHapus