Hebat, 3 Ilmuwan Muslim ini Sangat Berpengaruh dalam Ilmu Kedokteran
- 21.43
- By Roisya
- 0 Comments
Perdaban Islam dari
masa ke masa selalu mengalami kemajuan. Seperti halnya peradaban Islam pada
masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah. Masa Dinasti Abbasiyah tercatat dalam
sejarah merupakan masa keemasan dengan munculnya beberapa ilmuwan dan ulama’
dengan karya-karya gemilangnya. Banyak limuwan dari berbagai bidang muncul pada
masa itu diantarannya 3 ilmuwan yang sangat berpengaruh dalam bidang
kedokteran. Untuk mengenal lebih dekat, berikut 3 ilmuwan muslim yang sangat
berpengaruh dalam ilmu kedokteran:
Ali
bin Rabban at-Tabari
Abu
al-Hasan Ali bin Sahl Rabban At-Tabari lahir pada tahun 838 M. Ayahnya Sahal
bin Bisyr adalah seorang pejabat negara yang berpendidikan tinggi dan di
hormati masyarakat. At-Tabari adalah sebutan terkenalnya, beliau penemu pertama
ensiklopedia kedokteran yang berjudul ‘Firdaus al-Hikmah’ yang berjumlah 7
jilid, ditulis dalam bahasa Arab dan kemudian diterjemahkan sendiri ke dalam
bahasa Syiria. Beliau mahir bahasa Syiria dan Yunani yaitu dua bahasa yang
menjadi sumber untuk tradisi pengobatan kuno. Ali bin Rabban at-Tabari bukan
hanya seorang dokter, ia juga ilmuwan yang menguasai berbagai macam ilmu
seperti astronomi, filsafat, matematika dan sastra.
Ibnu
Sina
Ibnu
sina/Avvicenna lahir pada tahun 980 M di Ifsyina, sebuah kota di Bukhara. Saat
usia 10 tahun, telah hafal al-Qur’an. Dalam dunia kedokteran Ibnu Sina adalah
ilmuwan muslim pertama yang menemukan peredaran darah manusia yang mana 600
ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey seorang dokter dari
Inggris. Ibnu sina juga yang pertama kali menyatakan bahwa bayi selama masih
dalam kandungan mengambil makanan lewat tali pusarnya. Ibnu Sina juga terkenal
sebagai dokter ahli jiwa yang kini disebut psikoterapi.
Ibnu
sina telah menghasilkan 200 karya. Salah satu karya besarnya adalah ‘Qonun fi
al-Thibb’. Buku ini merupakan kumpulan pemikiran kedokteran Yunani-Arab. Buku
tersebut kemudian menjadi buku panduan para mahasiswa kedokteran Eropa dari
abad ke-12 M hingga ke-17 M.
Ibnu
Sina juga dijuluki “Raja Obat” serta dianggap sebagai perintis tentang penyakit
syaraf. Pada tahun 1995 Ibnu sina dinobatkan sebagai Father of Doctors (Bapak
Kedokteran) dengan dibangunnya monumen untuknya.
“Aku
lebih suka hidup singkat dengan banyak ilmu daripada hidup lama dalam keadaan
bodoh” sebuah qoute dari Ibnu Sina. Dari qoute tersebut jelas terlihat bahwa
seluruh hidupnya ia curahkan untuk ilmu pengetahuan.
Zakariyya
ar-Razi
Ar-Razi
/ar-Razes murid dari Ali bin Rabban at-Thabari. Beliau lahir pada tahun 865 M, berasal dari Persia. Ar-Razi sangat rajin
melakukan penelitian dan menuliskan hasil penelitiannya bahkan dalam setahun
beliau mampu menulis 20.000 lebih lembar kertas, sehingga karyanya mencapai 232
buku. Buku hasil penelitiannya yang terkenal adalah al-Hawi, Ensiklopedia
kedokteran berjumlah 20 jilid.
Ar-Razi
adalah dokter pertama yang meneliti tentang penyakit cacar (Small-Pox).
Salah satu karyanya yang membahas tentang campak dan cacar adalah fi al-Judari
wa al-Hasbat dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa inggris sehingga buku
tersebut menjadi rujukan para dokter Eropa tentang seluk beluk penyakit cacar.
Selain menulis buku, ar-Razi juga menciptakan berbagai jenis obat serta
menemukan cara membuat alkohol.
Itulah
ilmuwan muslim yang telah memberi kontribusi besar kepada dunia dan sangat
berpengaruh dalam bidang kedokteran. Selain mahir dalam bebagai bidang ilmu pengetahuan
mereka juga seorang penulis hebat terbukti dengan banyaknya karya yang lahir
dari tangan mereka. Semoga kisah hidup mereka menjadi penyemangat bagi kita semua
dalam menuntut ilmu dan berkarya.
#Semangatbelajarmenulis
#yangpentingtulisdulu
Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community
#Day14
0 komentar