Yuk, Lestarikan Permainan Tradisional dengan Mengenalkan kepada Anak!


Dears, di zaman milineal ini, anak-anak lebih dekat dengan yang namanya gadget. Mereka lebih mudah memainkan apa saja melalui gadget. Padahal jika kita mau mengenalkan mainan tradisioanal kepada anak-anak, kita pun ikut serta melestarikan permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan anak-anak. Jika dibandingkan dengan bermain gadget, mainan tradisional pun lebih banyak manfaatnya.

Selain sangat mudah memainkannya, permainan tradisional lebih sering mengandalkan gerak aktif tubuh anak-anak. Dengan begitu anak-anak telah melakukan olah tubuh yang membuat otot tubuh semakin kuat dan badan menjadi lebih sehat. Tidak itu saja,mainan tradisional yang dimainkan oleh banyak anak membuat anak-anak belajar bersosialisasi, kekompakan dan kerja sama dengan teman-temannya.

Lalu apa saja mainan tradisional yang bisa kita kenalkan kepada anak-anak, yuk simak ulasannya:

 Gobak Sodor

Sumber Foto: www.boombastis.com

Hmmm, kalau ingat mainan satu ini selalu bikin nafas ngos-ngosan saat memainkannya. Bagaimana tidak gobak sodar merupakan mainan yang juga mengandalkan aksi kejar-kejaran. Gobak sodor dimainkan oleh 2 regu yang berisi 2-5 anak. permainan ini membutuhkan tempat yang cukup luas dengan membuat garis-garis penjagaan. Regu yang kalah akan bertugas menjaga garis tersebut agar lawan tidak mudah menerobos melewati garis lawan. Dengan bermain gobak sodor anak-anak akan belajar kerjasama dengan baik serta belajar membuat strategi yang baik untuk memenangkan permainan.

IngkIing
            Ada yang mengatakan engklak, kalau di desaku engklak sering disebut ingkling. Permainan ingkling adalah permaian dimana anak-anak harus menjaga keseimbangan saat melompat melewati kotak-kotak  dengan 1 kaki. Selain itu tiap peserta harus mempunyai gancu yang biasanya terbuat dari pecahan genting. Butuh kejelian saat melemper gancu, agar gancu jatuh tepat di dalam kotak.

Dakon/Congklak
            Jadi ingat masa kecil dulu saat memainkan dakon. Aku yang tak punya papan dakon tidak menyurutkan aku untuk memainkannya. Dakon yang dimainkan oleh 2 anak ini bisa juga dilakukan meski tanpa papan dakon, cukup dengan membuat lubang di depan halaman rumah. Tentunya yang masih punya halaman rumah yang berbentuk tanah ya Dears! Papan dakon bisa diganti dengan membuat lubang diatas tanah tersebut sebanyak 14 lubang dan 2 lubang  yang besar, kemudian biji dakonnya bisa menggunakan batu kerikil. Tugas pemain adalah meletakkan biji kedalam tiap-tiap lubang dan mengumpulkan sebanyak mungkin biji kedalam lubang besar miliknya. Pemain yang paling banyak jumlah bijinya adalah pemenangnya. Selain menyenangkan, dengan bermain dakon kita pun bisa belajar berhitung melalui biji yang diletakkan ke tiap lubang.

Petak Umpet
            Kalau mainan yang satu ini masih sering dimainkan oleh anak-anak. Petak umpet akan lebih seru bila dimainkan oleh banyak anak. setelah melakukan hompimpah, 1 anak yang kalah akan menjadi penjaga, anak yang menjadi penjaga harus memejamkan mata dan dalam hitugan 1 sampai 10 anak-anak mulai bersembunyi. Setelah hitungan berakhir, penjaga harus segera mencari pemain yang sedang bersembunyi.

Kucing-kucingan
            Permainan ini dimainkan oleh 5-20 anak. Permainan diawali dengan melakukan hompimpa, 2 anak yang kalah harus melakukan suit dan yang menang akan menjadi tikus serta yang kalah menjadi kucing. Kemudian peserta yang lain saling bergandengan tangan membentuk lingkaran. Tikus berada di dalam lingkaran serta kucing berada diluar lingkaran. Kucing berusaha mengejar dan menembus pagar untuk menangkap tikus. Lingkaran berputar dan berjongkok untuk melindungi si tikus dari kucing.

Demikian beberapa mainan tradisional yang bisa kita kenalkan kepada anak-anak. Zaman boleh saja berubah menjadi lebih modern dengan kecanggihan teknologinya, namun kita pun juga harus berperan ikut melestarikan permainan tradisional, jangan sampai permainan yang seru dan asyik dimainkan ini hilang karena tidak ada lagi yang bisa memainkannya. Semoga bermanfaat!
#Semangatbelajarmenulis
#yangpentingtulisdulu


Tulisan ini diikutsertakan dalam ODOP bersama Estrilook Community
#Day3


You Might Also Like

0 komentar